Tekno, Jambi seru – Seluruh masyarakat dunia kini Panik dengan adnya isu tidak mengenakkan yang menimpa media sosial Twitter pada Jumat, 18 November 2022.
Twitter yang menjadi salah satu media sosial paling digandrungi di dunia tersebut dikabarkan sedang ‘down’ bahkan bisa saja menghilang dalam waktu dekat.
Media sosial ini dikabarkan bisa ‘hilang’ karena ada konflik antara CEO baru Twitter, Elon Musk dengan para pegawainya.
Tak dalam waktu lama, Twitter bahkan dikatakan bisa saja menghilang terhitung hari ini.
Dikutip dari laman – jaringan pikiran-rakyat.com (partner Jambiseru.com), dari artikel berjudul “Kiamat Twitter Bakal Segera Terjadi, Layanan Bisa ‘Hilang’ Mulai Hari Ini?” Apa yang sebenarnya terjadi pada media sosial berlogo burung biru tersebut?
Kabar mengenai hilangnya Twitter pada hari ini diunggah oleh akun Twitter dengan nama @PopBase yang dibuat pada 18 November 2022 pukul 09.15 WIB.
Akun tersebut menyatakan Twitter bisa saja down mulai malam ini, karena aplikasi utamanya mulai melambat.
“Twitter could break as soon as tonight. According to an inside source, the internal version of the Twitter app used by employees is already slowing down,” kata akun @PopBase.
Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, akun ini menjelaskan bahwa Twitter bisa saja akan menghilang dari internet pada malam ini.
Ia juga menjelaskan, informasi ini didapatkan dari seorang sumber orang dalam yang menyatakan aplikasi internal para karyawan Twitter mulai mengalami penurunan fungsi.
Ini pun menjadi kabar buruk bagi para pengguna Twitter. Pasalnya sejak tahun 2006, Twitter menjadi salah satu media sosial paling digemari oleh netizen seluruh dunia.
Apa yang Jadi Penyebabnya
Kerusuhan di media sosial Twitter mencuat setelah CEO Twitter digeser menjadi kepemilikan CEO Tesla, Elon Musk.
Elon Musk dianggap banyak memberikan aturan baru pada media sosial tersebut yang membuat banyak pegawai tidak betah, dan memutuskan untuk mundur.
Terbaru, Elon Musk membuat ultimatum pada para pekerja Twitter yang tersisa akan adanya penambahan jam dan intensitas pekerjaan yang dibuat menjadi lebih tinggi.
CEO Tesla juga menjelaskan jika ada karyawan yang tak setuju dengan kebijakan baru tersebut, maka ia persilahkan untuk keluar dari perusahaan.
Dari hasil survei aplikasi Blind, 42 persen karyawan yang dimintai suara secara anonim mengatakan ..mereka memilih hengkang daripada mematuhi sistem kerja Elon Musk.(rdo)